Entri Populer

Senin, 30 Januari 2012

DOA SETETES AIR

Saat aku tulis surat pagi ini
‘tak ada mega yang memberi tawa atau semburat senyum
tapi sembab lazuardi dan isakan awan hadir menawan cahaya
memberi ruang bagi riuh angin resah
gelombang tak pasang tadi malam
pantas saja desahan angin begitu kencang
menggetarkan seluruh tubuh yang berkeringat dingin
membangunkan dedaun pagi-pagi sekali
tentu masih dengan buliran airmata

tak ada mata air abadi
meski laut pasang-surut
kelak akan kerontang dalam rahim tanah
sebelum terlahir kembali berdoalah
agar matahari selalu tepat waktu membangunkamu

hari ini dan sebelumnya sama saja
aku ‘tak bisa menyeka buliran nestapa
bahwa matahari enggan tertawa lagi bersama
jalan rentan yang kulewati kini ‘tak lagi beda
dengan air tawar yang mengalir menuju selokan
dengan rumput liar yang tumbuh di pekaragan mawar
atau bahkan tubuhku ini ‘tak pelak dengan betina-betina itu

malam nanti
akan aku tulis sepucuk surat dengan bau yang sama
berisi doa yang tertetes dari mata air
agar matahari terlahir kembali untuk hari esok

2012