langit senja. yang terlukis sebagai peradaban dan kediaman yang teraniaya, yang selalu terjamah oleh ketidakadilan orang-orang yang mengatasnamakan cinta dan kejujuran. kemudian langit berubah dan menjadi kelam. seperti secangkir kopi yang terbuat dari gula aren. tak terlalu manis tapi terasa giung. kita lekas meminumnya untuk sekedar mengisi perut yang kembung oleh angin. sembari bercakap-cakap antara uang pensiunan dan uang pembayaran. yang keduanya saling mengernyitkan kening bila bersapa-sua. satu lain membuat pusing, lain hal lagi membuat legawa. kita lewati pagi bersama sepotong roti sembari membicarakan nasib penyair-penyair tua dan sajaknya yang lusuh.
arus balik menuju surabaya kau bilang telah tertutup rapat ada perkelahian disana tentang hak-hak dan kebutuhan hidup yang tak terpenuhi. seperti kolam renang dalam kamarku saja selalu saja gemerisik dengan bunyi kecipak-kecipak air dalam tuah, kemudian berhenti ketika lampu dalam merah lalulintas aku nyalakan ditengah-tengah kerumunan ikan koki dan ikan sepat.
kau juga membahas tentang desa-desa dalam kota yang sebenarnya kota adalah tumpukan desa. hanya saja tata letaknya berisikan bunga-bunga beracun yang selalu meninabobokan penghuninya saat perjalanan menuju kantor.
sebelum aku pulang kau suguhi aku dengan secarik kertas kosong untuk menulis sepotong sajak joki tobing seperti Rendra, tapi aku menolaknya. penyair sekarang bukan pemuja kata, lantaran kita sama butuh makan tapi mereka lebih membutuhkan. aku hanya satu bagian daripada mereka. tapi mereka adalah seluruh bagian dari kita semua. aku akan menulis puisi saatnya nanti langit masih perjaka dan saatnya nanti para penyair tidak buta pada dunia dan kata-kata. aku hanya khawatir itu saja.
2010
Entri Populer
-
- tahun 11 tidak ada yang boleh menangis pagi ini meski tubuh kalian telah berkarat urat-urat nadi kalian putus karena memang begitulah kehi...
-
- kamil ibnu masduki pernah kau dengar sajak sekolah angka-angka yang menggegerkan seisi hutan ‘tak ada yang percaya, memang. Tapi matahari ...
-
- hulubalang bila kutitipkan padamu kumpulan opini dan gagasan anakanak tentang mainan mereka yang tidak dijual di tokotoko, dan kumpulan pu...
-
siapa memanggil-manggil matahari sejak pagi kala angin semilir merasuk ke dalam rusuk selangkangan siapa menanyakan kelembutan angin di kala...
-
langit senja. yang terlukis sebagai peradaban dan kediaman yang teraniaya, yang selalu terjamah oleh ketidakadilan orang-orang yang mengatas...
-
malam selalu bersimpah di pelataran rembulan merengkuh tubuhnya yang semakin lama, semakin rapuh semakin tenggelam, semakin meradang kini ma...
-
yang tak pernah ada adalah kau yang menjadikan serentetan percakapan-percakapan basi dipagi hari kemudian suguhan kopi hangat yang menetralk...
-
setiap malam dalam urat nadi zikirku mengalir dalam detak jantungku doaku bergemuruh dalam gelora awan jiwaku melayang menyebut satu muasal ...
-
langit malam. kemudian melebur dengan ingatan seseorang menjadikannya tak terlihat. dari kilatan bebintang merujuk malam seraya berbisik da...
-
dari sebuah langit lepas kutatapi sajak-Mu yang masih perjaka. antara suka tapi duka adalah lara yang mengharuskanku melihat tanah disekitar...
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar