Entri Populer

Rabu, 09 November 2011

SAJAK KOSONG

yang tak pernah ada adalah kau yang menjadikan serentetan percakapan-percakapan basi dipagi hari kemudian suguhan kopi hangat yang menetralkannya dengan gula air liurmu. andai saja sebuah cerita telah tuntas kemudian pagi yang lain datang dengan sedikit terburu-buru. membawa sajak-sajakku yang telah usang dan kemudian mereka kosongkan semuanya dengan air hujan yang telah tercampur dengan bau liur. menjadikan semua terasa hambar dan tak terlalu segar. membuat bosan setiap yang datang.

yang pernah ada adalah dalam dirimu yang selalu memberikan kail pada orok ikan yang sedang berenang mendekati umpan. tapi tak sekedarnya untuk menelan. terlalu jauh ia berharap menjadi ikan yang dewasa. karena dibawah rembulan dengan sesuap tangisan tua ia selalu mengadu. kemudian semuanya kosong begitu saja.

yang ada adalah yang ketiga kalinya kau berurutan menanggalkan sajakku yang basah dengan kobaran api yang kelam. sedikit menyakitkan tapi lebih banyak kau rendam matahari ketika senja itupun tenggelam. membuat semua menjadi sia-sia dan terasa hampa. hingga sajak-sajak yang aku tuliskan menjadi kosong dan tak ada artinya dalam mengartikan hati yang tumpah pada kocoran tinta yang ada pada muara yang lain. kemudian pagi buta menjadi saksi kesekian kalinya dalam percakapan yang terlalu perjaka, hingga langitpun masih tak mampu untuk merajamnya menjadi sebuah rasa kangen yang kerap hilang. ya, semuanya hilang bersama sajak-sajakku yang kemudian kosong ditelan bebiru langit.

2010

LANGIT PERJAKA 3

langit malam. kemudian melebur dengan ingatan seseorang menjadikannya tak terlihat. dari kilatan bebintang merujuk malam seraya berbisik dalam kediaman yang tak bisa diterka antara langit yang sekarang marah atau tersipu malu. melihat segerombolan pesawat yang melukiskan tanda tanya dalam batasan nalar manusia. malam itu langit masih tetap perjaka dengan balutan asteroid yang melingkari tanah dan samudera.

hingga akhirnya kita bisa membelai malam dengan lembut kala berselimut ketakutan. hingga akhirnya kita bisa menjadikan angin yang mengalir perih sepi. hingga akhirnya kita memberikan malam pada raga yang kosong. hingga akhirnya kita bisa menemukan malam tergeletak dalam diam. hingga kita bisa membelainya lagi dan lagi untuk kian kalinya kita bisa mengurai angin yang membantu kita untuk membelainya lagi. hingga akhirnya aku dapat membelaimu tidak dalam batas nalarku.

2010

LANGIT PERJAKA 2

langit senja. yang terlukis sebagai peradaban dan kediaman yang teraniaya, yang selalu terjamah oleh ketidakadilan orang-orang yang mengatasnamakan cinta dan kejujuran. kemudian langit berubah dan menjadi kelam. seperti secangkir kopi yang terbuat dari gula aren. tak terlalu manis tapi terasa giung. kita lekas meminumnya untuk sekedar mengisi perut yang kembung oleh angin. sembari bercakap-cakap antara uang pensiunan dan uang pembayaran. yang keduanya saling mengernyitkan kening bila bersapa-sua. satu lain membuat pusing, lain hal lagi membuat legawa. kita lewati pagi bersama sepotong roti sembari membicarakan nasib penyair-penyair tua dan sajaknya yang lusuh.

arus balik menuju surabaya kau bilang telah tertutup rapat ada perkelahian disana tentang hak-hak dan kebutuhan hidup yang tak terpenuhi. seperti kolam renang dalam kamarku saja selalu saja gemerisik dengan bunyi kecipak-kecipak air dalam tuah, kemudian berhenti ketika lampu dalam merah lalulintas aku nyalakan ditengah-tengah kerumunan ikan koki dan ikan sepat.
kau juga membahas tentang desa-desa dalam kota yang sebenarnya kota adalah tumpukan desa. hanya saja tata letaknya berisikan bunga-bunga beracun yang selalu meninabobokan penghuninya saat perjalanan menuju kantor.

sebelum aku pulang kau suguhi aku dengan secarik kertas kosong untuk menulis sepotong sajak joki tobing seperti Rendra, tapi aku menolaknya. penyair sekarang bukan pemuja kata, lantaran kita sama butuh makan tapi mereka lebih membutuhkan. aku hanya satu bagian daripada mereka. tapi mereka adalah seluruh bagian dari kita semua. aku akan menulis puisi saatnya nanti langit masih perjaka dan saatnya nanti para penyair tidak buta pada dunia dan kata-kata. aku hanya khawatir itu saja.

2010

LANGIT PERJAKA 1

dari sebuah langit lepas kutatapi sajak-Mu yang masih perjaka. antara suka tapi duka adalah lara yang mengharuskanku melihat tanah disekitarku adalah tandus. berbeda dengan langit yang masih perjaka dan berbau dupa.

2010

DUA HARI

dua hari
aku berlayar dengan jalanan berlumut, licin dan terasa perih dikulit seperti hari yang pernah aku lewati bersama gelembung-gelembung kaki kemudian berakhir bersama senja disana tak kutemui sang guru waktu padahal senja ini adalah tempatku untuk mengolah waktu agar petani tetap bisa membajak sawahnya menunggu kumandang adzan agar pelayan bisa pulang dengan liliran tangannya penuh ikan agar buruh bisa membawa makanan untuk anaknya yang kelaparan
agar aku bisa membunuh waktu agar tak ada lagi yang menderita olehnya

dua hari
aku mengadu pada bumi menggali pada tanah mengalir menuju muara bersama sungai bergumul dengan gemawan yang menyembul sedikit melukiskan kelabu bahwa hari akan menangis lagi dan kemudian kala nantinya banjir aku akan terjun bersamanya sehingga aku tidak bisa berteriak lagi karena setiap kata-kataku terkulum air tak beriak yang aku tahu aku menulisnya dalam sajakku yang lusuh dua hari yang lalu tentang sekawanan rakyat melata yang meronta aku hanya ingin tahu seberapa tahan argo bisnis menampung mereka meski darahku bercampur air yang membanjiri rumah mereka, setidaknya aku peduli kepada mereka dua hari lalu ada orang bunuh diri terjun kemuara sungai itulah aku, mungkinkah mereka peduli atau aku hanya akan menjadi salah satu dari sekumpulan sampah di pinggir kali

dua hari berlalu
tapi aku tak peduli lupakanlah aku
karena masih banyak orang yang lebih pantas untuk dipedulikan
atau bahkan semuanya menjadi tak begitu peduli pada hal kecil seperti ini

Juli, 2010

Selasa, 08 November 2011

BERSAMA LANGIT, KELAS DAN DARAH PENYAIR

kutulis akar pada langit dan pelangi di kelasku agar darahku ini menjadi menggolak bersamaan muncratnya pembendaharaan kata-kata pada sajakku.

2010

Senin, 07 November 2011

SATU DETIK MALAM

setiap malam
dalam urat nadi zikirku mengalir
dalam detak jantungku doaku bergemuruh
dalam gelora awan jiwaku melayang
menyebut satu muasal keabadian

dalam satu langkahku, aku menujuMu
dalam satu pertemuan, aku memujaMu
dalam satu perpisahan, aku tidak ingin hidup lagi
tapi dalam satu detik setelah kematian
aku ingin memelukMu kembali

2011

PEJALAN KAKI DARI TIMUR

lelaki itu telah berumur padi
sejak pagi ia merunduk hingga sore dirajam senja
tiada lagi yang peduli
kendati airmata mengalir menjadi mataair

memasuki malam hari ia tak lagi sendiri
berteman bisikan belalang dan rengekan jangkrik
ia berjalan ke arah timur menelusuri galengan1 menuju rumah pagi
bermacam peliharaan ia temui dari berkasberkas kencing yang tak tertahankan
dan desahan mesra dari rembulan yang terhempaskan

lelaki itu terus berjalan
ke arah timur mengejar matahari di ujung bukit tinggi
memasuki tanah yang gelap sampai akhirnya ia menemukan bahwa dirinya
telanjang bulat diseret kencana

lelaki itu tetap berjalan
ke arah timur sampai matanya tak dapat melihat lagi
ditelan caya matahari
hingga umurnya tak tersisa lagi

2011

ZHERTAVORISE

- tahun 11

tidak ada yang boleh menangis pagi ini
meski tubuh kalian telah berkarat
urat-urat nadi kalian putus
karena memang begitulah kehidupan ini
menikammu

tidak boleh ada yang terluka hari ini
walau rintik hujan berubah menjelma jarum jam
menghujani ladang di tubuhmu
semakin kering semakin dahaga darah
berlumuran

tidak boleh ada yang menjerit diwajah senja
memang pundakmu dipeluk lara
tapi deru napasmu dicinta kenanga

matahari terbit pagi ini
mencium bau kencing dalam tubuh kalian
bila esok hari telah mati kecuplah bibir ranum dibilik bayangnya
ia senantiasa tersenyum untuk mencinta

02 Pebruari 2011

ANDAI KU TAHU

malam selalu bersimpah di pelataran rembulan
merengkuh tubuhnya yang semakin lama, semakin rapuh
semakin tenggelam, semakin meradang

kini malam menjadi sarang jarum
semula merapat kemudian merambat, berlubang semakin dalam

andai ku tahu
‘tak ada lagi yang bertadarus riang menjelang malam, atau
Majelismajelis sepi kalah oleh liliran ayam bertelur

andai ku tahu
wajah malam segera akan aku seret pelanpelan
menuju halaman matahari
sehingga ia dapat merasakan rajam senja

andai ku tahu
Dia yang berbuat semua ini
aku akan diam saja.

12 April 2011

CELOTEH BURUNG PADA DAHAN YANG RAPUH

- kamil ibnu masduki

pernah kau dengar sajak sekolah angka-angka yang menggegerkan seisi hutan
‘tak ada yang percaya, memang. Tapi matahari yang baru lahir, langsung padam
melihat dahandahan di sekitar pohon rapuh semua
daundaun terbentuk dari serumpun angka tiga,
batang menjulang membentuk angka satu
bijibijian menyerupai bulatanbulatan kecil dan selebihnya menggeliat
mengakar dan tumbuh berubah bentuk,
masih ‘tak ada yang percaya,
kenanga,
mawar,
singa,
gajah,
dan amfibi,
mereka pernah di sekolah angka-angka tersebut

‘Sudahlah jangan kau banyak bicara’
celoteh burung pada dahan yang rapuh
dikemudian hari yang luluh pergi

12 April 2011

PERTEMUAN

- Ummie

izinkan aku
membasuh wajahmu dengan silau semburat warna kemarau
dan mengatupkannya lagi saat senja tenggelam di ujuang muara

izinkan aku
memapahmu berjalan menyusuri tanah jawa ini
dan mengantarmu pulang saatnya tiba matahari tenggelam didadaku

iznkan aku
mengecup bibirmu untuk menghapuskan katakata dalam dosa
dan juga keningmu untuk menghilangkan ingatanmu di dalam danau nista

izinkan aku
menjemputmu malam ini
ada pertemuan besar di halaman istana
suatu pernikahan yang takkan terlaksana
sebelum aku membawamu berdiri tegak dan berdansa disana

izinkan aku
memeluk tubuhmu dan menengadahkan wajahmu ke langit
disana ada pertemuan bintang, seperti kunangkunang
aku berbisik padanya malam ini akan ada yang kalah oleh usia

27 Nopember 2010

BILA KUTITIPKAN PADAMU

- hulubalang

bila kutitipkan padamu
kumpulan opini dan gagasan anakanak tentang mainan mereka
yang tidak dijual di tokotoko, dan kumpulan puisi klasik
yang tidak ditemukan di kelaskelas bahasa Indonesia dan
sedikit rengekan anak manja disaat ditinggal bunda kerja, maka
akan kau bawa kemana mereka

bila kutitipkan padamu
sebaris sajak palsu milik Agus R. Sarjono dan sebuah narasi
yang tak selesai milik Idrus, maka siapa yang akan menyelesaikannya
dan membacakannya di depan umum

bila kutitipkan padamu
secarik surat berisi kemarahan rakyatrakyat yanbg mengeluh harga sembada
rengek anakanak TK yang kehabisan mainan
anak SD yang bertengkar karena sejumlah puisi cintanya dirobek dan
tawuran anak berandal SMP dengan bau alkohol di hembusan napasnya
serta anak SMA atau SMU yang berani mencoba memperkosa teman wanitanya


bila kutitipkan padamu
semua keluh kesah ini, kepada siapa semua ini akan kau sampaikan
‘orang tua mereka’ jawabmu geram
lalu bagaimana jika surat ini ku balas lagi dengan keluhan orang tua mereka
yang menuntut keadilan serta hak asasi manusia

sudahlah kawan,
bila kutitipkan padamu
tentang kelelahan dan kebosanan kau sampaikan saja pada seorang hulubalang
yang selalu berjalan dengan penguasa negeri ini, hingga akhirnya dia mengeluh

dan bila kutitipkan padamu
jangan kau balas titipan itu
biarlah membeku dan terbang bersama debu

28 Nopember 2010 M.

SEDINGIN ANGIN SEGERSANG MATAHARI

siapa memanggil-manggil matahari sejak pagi
kala angin semilir merasuk ke dalam rusuk selangkangan

siapa menanyakan kelembutan angin di kala senyap
menyerang pasang rembulan yang rahib ditelan malam

siapa memasang gelembung kebohongan
diantara kolong jembatan dan perusahaan

siapa yang member jawaban atas pertanyaan
sedingin apakah angin malam ini?
Dan segersang apakah matahari esok hari?

2011

SEDINGIN ANGIN SEGERSANG MATAHARI

siapa memanggil-manggil matahari sejak pagi
kala angin semilir merasuk ke dalam rusuk selangkangan

siapa menanyakan kelembutan angin di kala senyap
menyerang pasang rembulan yang rahib ditelan malam

siapa memasang gelembung kebohongan
diantara kolong jembatan dan perusahaan

siapa yang member jawaban atas pertanyaan
sedingin apakah angin malam ini?
Dan segersang apakah matahari esok hari?

2011

Minggu, 06 November 2011

HINGGA UMURKU NANTI

hingga umurku nanti
kerinduanku akan aku perjuangkan

hingga kematianku nanti
kehidupanku akan aku abadikan

hingga tanah ini menguburku nanti
akan aku kuliti tanah-tanah yang tertanam
dalam dagingku

2011

JALAN TIADA UJUNG

perjalanan selama ini menjadi pewayangan yang keras
tidak ada rama tidak ada hanoman
tapi tidak juga ada kerusuhan seperti pandawa dengan kurawa
yang ada adalah kecamuk pikiran antara kolega pemasaran
yang terus menggenjot harga pangan dan tukang gusur poliwarga
yang terus memperlebar jalan, sehingga kemiskinan tiada ujung bagi mereka yang merajut dalam sunyi senyap kemelaratan

malam selama ini menjadi tanah yang kelam
dinginnya menembus bilik tulang dan menggerogoti pori-pori tubuh
sedang siang menjulang terkapar begitu saja tiada awan musim pernghujan
‘tuk sekedar lewat atau duduk singgah menikmati secangkir keringat para pekerja buruh

baunya tersebar kemana-mana
bukannya ‘tak sempat mandi
tetapi sumur di ladang mengering
susukan garing
tidak ada jalan untuk menyebrang ke lautan
karena memang asinnya tidak tercium dari sana

yang tersisa dari perjalanan
siang dan malam ini
hanya seberkas dokumentasi luka
yang abadi
dan tiada henti

11 Maret 2011

SEBUAH PROLOG

seperenam abad yang lalu
setelah semua cerita dikisahkan dan semua mimpi digantungkan terbungkus dalam jimat-jimat, sampai semua orang tahu jikalau orok akan lahir sembilan bulan kemudian. Seperti itulah kemerdekaan dalam kandungan, tapi siapa tahu yang akan melahirkan. hanya ada kepasrahan dan keputusasaan.

seperenam abad yang lalu
di tepi Rengasdengklok ada yang memproklamirkan kemerdekaannya
tapi setelahnya manusia hidup dalam keraguan
akan kehidupan, sebenarnya aku hanya ingin bertanya
dari mana sesungguhnya kita berawal
belum satu langkah kita beranjak
tapi kita telah kalah oleh waktu yang kejam seperti sekarang ini

2011

WAHDANA

oh Tuan
mohon maaf anda menunggu lama
bukan maksud untuk menghindari gelora waktu yang kandas
tapi gelombang zaman kalang kabutan kisruh tidak karuan
ada yang mengaku dialah penguasa zaman
sehingga tidak ada lagi perombakan dan hanya tersisa kemelut
pelampiasan dari kekuasaan

oh Tuan
silahkan masuk
kemudian duduk dan memilih kursi panas mana yang anda minati
kursi empuk dengan ular-ular di bawahnya atau
kursi kayu yang menaungi tikus-tikus di dalamnya
sehingga tikus dan ular saling berkejaran berlari dari ketidakpuasan
dan mengejar dari kekurangan
padahal selama ini perutnya selalu buncit oleh cicit suara perkutut
atau burung dara putih

oh Tuan
bersabarlah hari ini masih terus berlanjut
masih banyak kursi-kursi kosong
dan aku tawarkan anda
dengan kursi yang satu
yang disana, hawanya dingin
tapi sederhana
hanya ada satu kepastian disana
tiada lain, hanya ada
cinta
pada yang maha satu

2011

IKRAR ISBANA

dalam dengung aku bersaksi
tidak ada lain untuk disembah selain Allah
tidak ada lain untuk dipuji selain nabi Allah
tidak ada lain untuk ditaati selain al-Quran Allah
tidak ada lain untuk diikuti selain hadits Rasul Allah
tidak ada lain untuk ditelusuri selain jalan Allah
tidak ada lain untuk dipanggil selain nama Allah
tidak ada lain dari penguasa inti dalam yang lain dan dari yang selain

isbana
istana baginda dan tuan sang pecinta
adalah bukan kumpulan orang penghayat surga dan neraka
tapi katakan saja ia adalah jiwaku, menuju jalan hidupku
menuju jalan matiku
tidak ada lain ruang untuk bersinggah selain ruang di dalam hati
tempat semua muasal berasal dan bertepi

isbana
ikatan seberkas benang alam
disini aku bersujud menuju pelampiasan kerinduanku
pada yang maha yang
pada sang gurunya sang guru
pada huda-nya huda
padaMu
aku bersimpuh


2011

CONGKAK

kau ini kalau dikasih paham
jangan meminta ketela hui, jangan merengek meminta nasi
seperti pengedar kaos kaki saja, berjualan keliling cuma untuk mengais caci maki
seperti tidak ada keanehan lain saja

sebenarnya apanya yang aneh
setahuku kami tidak ada yang aneh
malah carut marut dasi dadar guling yang kemelut
saling melilit leher demi leher
untuk kertas perjanjian demi kertas perjanjian yang lainnya

negeri ini memang congkak!
hus! jangan sembarangan kamu
bisa celaka kamu nanti

aku tidak takut

sudah, aku cuma memberi paham yang lain
kalau kita tidak seharusnya mengerti pekerjaan mereka
salah terka malah kalah kita diterkap oleh dasi mereka

aku tidak takut

terserah kau saja
aku tidak ikut

dasar pengecut

apa kau bilang

dasar pengecut

tidak ada kata lain

ada
apa

kau cecurut bangsa
apa

kadal berkaki satu
apa

tulang kerontang
sudahlah, ayo ikut denganku
kita habisi saja wabah ini

tidak
aku tidak ikut

baiklah kalau kau begitu
makan saja nasi jagung di dapur dan laporkan pada ayah ibu
aku tak pulang malam ini


2011